GenPI.co Riau - Pengurus Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Dr. dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S tidak memungkiri banyak orang yang takut mengukur tekanan darah di rumah sakit.
Menurut Amanda, kekhawatiran itu menyebabkan hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi.
Oleh karena itu, dia menganjurkan pengukuran tekanan darah dilakukan di rumah melalui berbagai tahapan agar hasilnya valid.
Langkah pertama ialah duduk dalam kondisi tenang dan relaks, minimal 2-5 menit sebelum menggunakan alat tensi.
Posisi kaki tidak boleh menggantung atau menyilang. Kaki harus menapak di atas lantai.
Amanda mengatakan duduk, beridiri, jongkok, dan ngobrol bisa menaikkan tekanan darah.
“Jadi, (kalau tidak rileks, red), takutnya malah memberikan diagnosis tensi berlebihan, padahal sebetulnya bukan,” ujar Amanda, Selasa (17/5).
Amanda menyarankan pengukuran dilakukan dua kali sehari, yaitu satu jam setelah bangun tidur dan sebelum tidur malam hari.
Pasien tidak disarankan merokok, mengonsumsi kopi, berolahraga berat, dan minum obat sekitar 30 menit sebelum mengukur tekanan darah.
Setelah itu, pasien bisa memasang manset pada tensimeter di lengan atas, tepat dua jari dari siku.
Selanjutnya, pasien tinggal mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali dengan jeda satu menit.
“(Hasil, red) yang pertama biasanya kita buang. Angka hitung yang kedua dan ketiga kita rata-ratakan. Itulah yang kita laporkan sebagai tekanan darah,” jelas Amanda. (ant)