“Sampai sekarang masih ada yang mati. Kalau untuk kerugian sekitar Rp 64,4 juta,” ujarnya.
Kamsol mengatakan penyakit tersebut muncul karena dampak dari perubahan cuaca, sehingga petambah harus menyesuaikan cara budi daya saat masa perubahan cuaca.
“Untuk mencegah banyaknya kematian, petambah harus melihat standar budi daya,” ucapnya. (*)
BACA JUGA: Waduhh, Pejabat di Pemkab Kampar Diduga Selingkuhi Istri Rekannya
Video seru hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News