GenPI.co Riau - Penyebab kematian sekitar 150 ton ikan mas dengan kerugian sekitar Rp 4,2 miliar di waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar masih belum bisa dipastikan.
Kepala DKP Riau Herman Mahmud mengatakan memang sudah ada tim yang mengambil sampel ikan mati tersebut untuk diperiksa di laboratorium.
Dia menyebut hasil pemeriksaan sampel yang dilakukan di laboratorium Balai Karantina kemungkinan baru keluar Jumat (3/2).
“Kemungkinan (hari ini) sudah bisa diketahui penyebab kematian ikannya,” katanya dikutip dari media center Riau, Jumat (3/2).
Herman menduga penyebab kematian ratusan ton ikan mas tersebut karena padat tebar ikan yang terlalu tinggi.
“Itu asumsi awal kami. Kemudian karena banyak pakan di bawah yang menjadi amoniak,” ujarnya.
Kasus kematian ikan mas di waduk tersebut sudah berlangsung sekitar 10 hari lalu, dengan jumlah per harinya sekitar 15 ton.
“Hampir 70 persen kerambah jaring apung yang terdampak kematian,” kata dia.
Herman mengatakan dengan asumsi harga ikan mas per kilogramnya Rp 28 ribu maka kerugian akibat kematian itu mencapai Rp 4,2 miliar.
“Satu harinya 15 ton, dikalikan 10 hari sehingga 150 ton. Maka kerugian kisaran Rp 4,2 miliar,” ucapnya. (*)