GenPI.co Riau - Setidaknya sembilan orang tewas akibat konflik antara manusia dengan satwa yang terjadi sejak 2019 hingga 2022 ini di Provinsi Riau.
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengamanan KLHK Sustyo Iriyono mengatakan penyebab konflik antara satwan dengan manusia ini karena rumahnya sudah dimanfaatkan untuk hal lain.
“Bisa juga karena pakan yang telah langka,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (23/9).
Konflik antar satwa dengan manusia ini juga menyebabkan sejumlah hewan mati.
Selain itu, KLHK menyoroti mengenai perburuan liar yang mengancam keanekaragaman hayati di Riau, seperti harimau, gajah dan beruang madu.
Sustyo menyebut pemanfaatan kawasan hutan bisa ilakukan dengan mengantongi izin dari pemerintah.
Pemegang izin juga garus taat pada aturan, semisal alokasi penyediaan areal Nilai Konservasi Tinggi koridor satwa dan lainnya.
Menurut Sustyo, pembangunan tidak hanya bersifat antroposentris. Tetapi perlu juga mempertimbangkan mengenai kehidupan liar.
Pembangunan harus berprinsip berkelanjutan, menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial hingga lingkungan.
“Kami harap kelestarian bisa terjaga dan kehidupan ekonomi juga bisa berjalan,” ucapnya. (ant)